Rezeki
melimpah, halal dan berkah merupakan dambaan setiap orang. Apalagi
disertai dengan kedudukan yang mulia dan ilmu yang bermanfaat maka sudah
tentu merupakan harapan bagi setiap insan. Namun, untuk mencapai
kenyataan ini tampaknya tidak mudah karena terkadang terlihat rezeki
melimpah ruah, tetapi belum tentu halal derajat dan ilmu bermanfaat,
tetapi rezeki hanya pas-pasan atau bahkan kedudukan tinggi, tetapi belum
tentu mulia.
Inilah
kenyataan yang kerap terjadi didalam belantara kehidupan. Karena itu
ternyata uang yang melimpah kehormatan dan kedudukan bukanlah sesuatu
yang dapat mengantarkan kepada keberkahan hidup yang sejati. Allah SWT
berfirman:
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS. Thaha 20 : 124).
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS. Thaha 20 : 124).
Oleh
karena itu untuk mengambil hikmah dari kenyataan diatas, hendaknya kita
labih memilih rezeki yang halal dan berkah. Karena dengan rezeki yang
berkah maka sudah tentu rezeki itu akan bisa bermanfaat bagi diri kita
dan bagi orang lain. Sebaliknya, ketika rezeki banyak namun tidak berkah
maka hal itu akan membawa diri pada titik kehinaan.
Buktinya
banyak para konglomerat, pejabat berduit dan cukong-cukong, hartawan
berakhir tragis dan tidak terhormat dalam kehidupannya. Kenyataan ini
mengisyaratkan bahwa dengan rezeki yang melimpah tidak menjamin bahwa
kehidupan mendapatkan keberkahan dari Allah juga kelimpahan rezeki tidak
menjamin jika hidupnya harmonis bahagia atau bahkan membawa ketenangan
hatinya Allah SWT berfirman: “Dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada
hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha
melihat. (QS. Asy-Syura 42 : 27).
Jika
kadang memang demikian, mereka yang diberi kelimpahan rezeki ternyata
mereka gunakan untuk ingkar kepada Allah. Ia belanjakan rezeki itu
dijalan sesat yang berlumuran dosa, ia gunakan kelimpahan rezeki itu
sekedar bersenang-senag didunia seperti mabuk-mabukan, main perempuan,
berjudi dan sebagainya. Sayang sungguh sayang. Rezeki yang melimpah itu
hanya ia manfaatkan untuk menemani setan yang terlaknat dan sayang
sungguh sayang rezeki yang melimpah itu ia gunakan untuk mencari tempat
di neraka.
Bukankan
ini merupakan kebodohan yang sungguh mencolok dan lebih dungunya lagi
ia tidak menyadari bahwa perilakunya itu mencelakakannya, bahkan ia
tertawa seperti halnya setan yang sudah berhasil menjebaknya. Bukankah
Allah sudah memperingatkan, agar memakan rezeki itu dengan
sebaik-baiknya dan jangan mengikuti setan, sungguh setan adalah musuh
yang nyata, kenapa justru mengikutinya ?
Allah
SWT berfirman: “Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk
pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang
telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”.(QS. Al-An’am 6 : 142).
<a href="http://www.accuratesiap.blogspot.com>Training & Program Accurate</a>
BalasHapussedekah untuk anak yatim di panti asuhan di jakarta
BalasHapus